REVIEW : 55:15 NEVER TOO LATE, Jiwa Terjebak di Raga Belia

55:15 Never Too Late Thai Series

Sawadde !!!


Kira-kira, gimana ya rasanya kalo tiba-tiba tubuh kalian kembali menjadi remaja berumur 15 tahun ? Kembali imut-imut kah ? atau merasa bisa terlepas dari masalah kehidupan dewasa ? 

Pertama kali ada trailer series berjudul 55:15 Never Too Late ini, langsung tertarik sama scene dimana suatu sekolah sedang memutarkan lagu era tahun 60'an. Menariknya lagi, hanya beberapa murid yang mengetahui dan bersenandung lagu tersebut. Agak relate sebenernya sama pengalaman pribadi sih, apalagi kalo aku tau lagu-lagu jadul. Pasti respon ato pertanyaan dari sekelilingku gini.

'kok bisa tau lagu2 jadul, bahkan yang seumuranku aja ga tau'

'Umurmu berapa sih? kok bisa tau ?'

Nah karena penasaran sama jalan ceritanya juga, akhirnya nonton deh. Kebetulan para pemain mudanya banyak yang aku tau, salah satunya Nanon Korapat. Ya, agak sering aku ngereview atau bahas series yang dibintangi oleh cowok imut dengan lesung pipi ini.

Series dengan judul 55:15 Never Too Late sendiri dikemas dengan genre drama fantasi dengan adanya sentuhan misteri. Sama halnya dengan beberapa series Thailand pada umumnya, Never Too Late memiliki 16 episode dengan durasi masing-masing kurang lebih 45 menit tiap episode. Penayangan series ini dimulai sejak 16 Des 2021 dan episode terakhir tayang pada 24 Jan 2022. Dan seperti biasa, cerita yang disajikan tidak pernah monoton dan selalu ada pelajaran yang bisa dipetik. 

Main Cast

Never Too Late Main Cast by Arliyana Ittaqullah

Sinopsis

Kisahnya berawal dari 6 remaja yang menyadari bahwa fisik mereka bukanlah yang sebenarnya. Fisik mereka berubah dalam semalam. Kenapa begitu ? Teka-teki inilah yang harus mereka cari dan kembali ke wujud semula. Fisik dan tampilan mereka adalah fisik saat mereka masih berumur 15 tahun, yang artinya tubuh mereka 40 tahun yang lalu.

Di awali dengan San yang mendapati beberapa anak sedang menyanyikan lagu hits 40 tahun lalu yang seharusnya tidak diketahui oleh anak-anak remaja di masa kini. Benar saja, San menemukan fakta bahwa ia tidak sendirian, ada 5 orang yang mengalami hal sama sepertinya. Entah ini disebut keberuntungan atau kutukan.

Dari sanalah, San yang diperankan oleh Nanon mengumpulkan "korban" lain, yaitu Janiya, Songpol, Jarunee, serta Thep dan mulai mencari jawaban dari misteri yang mereka alami. Kisah dimulai dari San yang mendapati tubuhnya berubah 'muda' kembali saat terbangun keesokkan harinya. Karena perubahan fisiknya, membuat semua orang tak mengenalinya bahkan manajernya sendiri. San yang memiliki passion sebagai pengisi suara sejak masih muda telah menjalani pekerjaan tersebut hingga umur 55 tahun. Namun, kenyataan tak berjalan sesuai keinginannya, di umur yang memang sudah tidak muda lagi, kini ia tergeser oleh talenta muda di dunia dubbing. Tak hanya kehidupan kerja, kehidupan cintanya pun belum usai sampai pada akhirnya ia bertemu dengan Prim, cinta pertama San. 

Selanjutnya, seorang penyanyi Legendaris pun juga mengalami hal yang sama. Janiya atau dikenal Jaya sebagai nama panggung, yang diperankan oleh Piploy mengalami hal yang tak jauh berbeda dengan San. Jaya yang saat itu merasa tergantikan oleh penyanyi muda berbakat yang juga menyanyikan lagu hits miliknya dengan aransemen baru yg lebih kekinian. Hal itu membuatnya murka dan kekacauan pun tak terhindarkan ketika ia melakoni penampilan terakhirnya sebelum ia dipaksa untuk 'Gantung suara' alias pensiun sebagai penyanyi. Tak lama dari kekacauan tersebut, Jaya pun hilang kesadaran dan mendapati tubuhnya kembali ke usia belia yaitu 15 tahun saat tersadar.

Kisah lain datang dari Songpol atau ia sering dipanggil Paul, diperankan oleh Khao. Paul adalah pemilik kafe usaha turun temurun dari sang Ibunda. Secara kebetulan, Paul juga penggemar setia Janiya sejak awal debutnya hingga sekarang. Paul memang 'berbeda' dari yang lain. Ia mendapati dirinya menjadi remaja kembali setelah menangis semalaman dikarenakan patah hati. Patah hati tak dapat dihindari, masalah lain pun datang ketika ia menyadari bahwa tak ada yang mengenalinya lagi terlebih keponakan kesayangannya.

Nah kali ini, kisah dari 'Guru Killer' yang seakan tidak pernah bisa menikmati kehidupannya. Jarunee, ya ia dikenal sebagai guru yang sangat strict dan juga kejam. Aturan tetaplah aturan. Itu prinsip Jarunee. Ia pun tak sempat memikirkan kehidupan cintanya, hingga pada akhirnya ia harus kembali menjadi remaja 15 tahun. Ketakutannya semakin menjadi-jadi karena menyadari bahwa ia masih tinggal bersama Ayahnya yang menderita Alzheimer. 

Dan yang terakhir, Amonthep atau sebut saja Thep, seorang mantan petinju sekaligus pemilik akademi tinju pun tidak lepas dari 'kutukan' ini. Di masa kebangkrutan dan keterbatasan geraknya, ia harus menjalani hidup sebagai seorang remaja 15 tahun. Namun, ada hal baik terjadi di hidup Thep, keterbatasan gerak yang diakibatkan insiden patah kaki saat bertanding ketika muda, seketika hilang saat ia kembali di tubuh usia 15 tahun. Yang akhirnya ia harus memutar otak untuk tetap melanjutkan hidup dan juga menjadi tulang punggung keluarga, dengan mengikuti pertandingan tinju khusus anak di bawah 15 tahun. Thep pun akhirnya terpaksa bersekolah di sekolah yang sama seperti putranya.

Dari series ini, ada beberapa quote yang bisa dipetik untuk jadi pelajaran hidup.

Quote : 

San
Hal terpenting saat ini adalah Waktu. Itulah hal yang paling berharga

Janiya 
Kamu tidak bisa mengharapkan dunia berhenti untukmu. Selalu ada perubahan. Kerja keras adalah KOENTJI UTAMA

Songpol
Hidup itu tidak pasti, jadi kita harus melakukan apa yang kita inginkan.
Kebahagiaan bukan hanya tentang dicinta sebagai balasannya, tetapi berbagi perasaan baik untuk seseorang. Bukan tidak sukses dalam hubungan percintaan, setidaknya kita sudah bersenang-senang dengan orang yang kita cintai. 

Jarunee
Harus bisa lebih berani dari sebelumnya, lebih bersenang-senang dari sebelumnya dan yang pasti dapat lebih memahami orang lain. Hanya waktu yang tidak dapat diputar kembali.

Thep
Hal yang mampu mengajarkan saya menjadi pejuang untuk kehidupan sesungguhnya. Tak peduli berapa kali harus jatuh, saya akan bangkit kembali.

"Pernahkah bertanya pada diri sendiri, kapan moment terpenting dalam hidupmu ?"

Setiap tahap dalam hidup kita itu penting, tapi tidak peduli berapapun usia, belum terlambat untuk melakukan sesuatu yang baru dan memperbaiki kesalahan di masa lalu.

Akankan mereka menemukan cara menyudahi kutukan itu ? Bagaimana mereka akhirnya menjalani hidup dengan jiwa umur 55 tahun di tubuh umur 15 tahun ? Saksikan perjalanan hidup yang akan mereka lalui untuk meraih kebahagiaan, impian, memperbaiki pola pikir dan juga kehidupan cinta.

Daripada penasaran, langsung aja yuk tonton series Thailand bertajuk 55:15 Never Too Late ini di channel GMMTV. Gak usah bingung, sudah lengkap ada subtitle english dan indonesianya. Sebagai referensi, bisa nih ngintip trailernya dulu di bawah ini.


Sourced by


0 Comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *